BUKU KLASIK ini mengupas kedudukan raja dan seni mengelola kekuasaan di Jawa masa lampau, mulai dari segi magis-religius raja, struktur kekuasaan, hingga pembiayaan negara. Dapat dibaca, raja Jawa memiliki kekuasaan tak terbatas, namun ia dituntut berlaku adil, bijak sana, dermawan, dan mampu menjaga ketenteraman negara. Dapat dibaca pula, struktur kekuasaan di Jawa sangat rentan pemberontakan …
BUKU KLASIK ini mengupas kedudukan raja dan seni mengelola kekuasaan di Jawa masa lampau, mulai dari segi magis-religius raja, struktur kekuasaan, hingga pembiayaan negara. Dapat dibaca, raja Jawa memiliki kekuasaan tak terbatas, namun ia dituntut berlaku adil, bijak sana, dermawan, dan mampu menjaga ketenteraman negara. Dapat dibaca pula, struktur kekuasaan di Jawa sangat rentan pemberontakan …
BUKU KLASIK ini mengupas kedudukan raja dan seni mengelola kekuasaan di Jawa masa lampau, mulai dari segi magis-religius raja, struktur kekuasaan, hingga pembiayaan negara. Dapat dibaca, raja Jawa memiliki kekuasaan tak terbatas, namun ia dituntut berlaku adil, bijak sana, dermawan, dan mampu menjaga ketenteraman negara. Dapat dibaca pula, struktur kekuasaan di Jawa sangat rentan pemberontakan …
BUKU KLASIK ini mengupas kedudukan raja dan seni mengelola kekuasaan di Jawa masa lampau, mulai dari segi magis-religius raja, struktur kekuasaan, hingga pembiayaan negara. Dapat dibaca, raja Jawa memiliki kekuasaan tak terbatas, namun ia dituntut berlaku adil, bijak sana, dermawan, dan mampu menjaga ketenteraman negara. Dapat dibaca pula, struktur kekuasaan di Jawa sangat rentan pemberontakan …
PERANG JAWA (1825-30) adalah suatu “tsunami” dalam sejarah Indonesia modern yang menghancurkan tatanan lama Jawa dan melahirkan sebuah pemerintah kolonial baru, Hindia Belanda (1818-1942). Perang total ini juga menjadi pemicu lahirnya historiografi baru. Untuk pertama kali dalam sastra Jawa modern muncul sebuah otobiografi —Babad Diponegoro (1832)—yang ditulis Pangeran Diponegoro (1785-…
bibliografi hlm, 241-246. ; indeks
Bibliografi hlm, 193-196
“Peristiwa Perjuangan Rakyat Penumangan Tulang Bawang Barat pada tanggal 19 Mei 1949 pada masa Agresi Belanda II. Sebagai bukti pengorbanan dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia., sekaligus untuk mempertebal rasa cinta Tanah Air, Nasionalisme dan Patritisme. Dengan gugurnya 18 orang warga (rakyat) penumangan, bahwa masih ada masyarakat Lampung pada umumnya dan khu…
“Peristiwa Perjuangan Rakyat Penumangan Tulang Bawang Barat pada tanggal 19 Mei 1949 pada masa Agresi Belanda II. Sebagai bukti pengorbanan dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia., sekaligus untuk mempertebal rasa cinta Tanah Air, Nasionalisme dan Patritisme. Dengan gugurnya 18 orang warga (rakyat) penumangan, bahwa masih ada masyarakat Lampung pada umumnya dan khu…
“Peristiwa Perjuangan Rakyat Penumangan Tulang Bawang Barat pada tanggal 19 Mei 1949 pada masa Agresi Belanda II. Sebagai bukti pengorbanan dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia., sekaligus untuk mempertebal rasa cinta Tanah Air, Nasionalisme dan Patritisme. Dengan gugurnya 18 orang warga (rakyat) penumangan, bahwa masih ada masyarakat Lampung pada umumnya dan khu…